Rabu, 03 September 2008

PASAR BRINGHARJO

Oleh: Rosna Sawean

Sesuai data/profil yang saya dapat dari Drs. H. Achmad Fadli bahwa alamat pasar yaitu Jln. Pabringan no. 1 KK yang luas tanahnya 25.004 m2 sedangkan luas bangunannya 5.544.298m2 yang hanya mempunyai satu kelas dan mempunyai jumlah pedagang 5067 pedagang, yang mempunyai fasilitas antara lain 9 tempat parkir , 15 kamar mandi atau WC, 3 kantor pengelolaan, 1 mushola, 1 layanan kesehatan, 1 tempat penitipan anak, 1 tempat bongkar muat.

Pasar Bringharjo merupakan salah satu komponen utama dalam pola tata kota kerajaan Islam yang biasa disebut pola Catur Tunggal yang artinya keraton, alun-alun, pasar dan masjid. Lokasi pasar ini dahulu merupakan lapangan luas berlumpur dan becek yang banyak ditumbuhi pohon beringin. Sebelah timur bangunan tidak permanent adalah bekas makam orang Belanda. Tempat ini secara resmi dipergunakan sebagai ajang pertemuan rakyat.

Pada tahun 1957 Sri Sultan memanfaatkan orang-orang untuk mendirikan payon-payon sebagai peneduh dari panas dan hujan. Keadaan itu berlangsung hingga tahun 1920. Pada tangggal 24 Maret 1925 keadaan mulai berkembang . Nama Bringharjo baru diberikan setelah bertahannya Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Sri Sultan memerintahkan agar nama-nama Jawa dipergunakan untuk semua nama instansi dibawah Kesultanan. Bringharjo merupakan nama yang paling sesuai untuk nama pasar di tengah kota mengingat lokasi itu dahulu kala adalah hutan beringin. Pohon beringin menunjukan kebesaran, serta pengayoman banyak orang. Jadi sesuai dengan apa yang diembankan pasar tersebut sebagai dasar pusat Pasar Gede bagi Kota Jogja.

Berbagai jenis dagangan diperjualbelikan di Pasar Beringharjo. Pada bagian pusat pasar ini tersedia aneka sandang batik, pakaian tradisional, tekstil, souvenir, sepatu, tas dan lain-lain. Pada bagian tengah tersedia berbagai macam barang antik kerajinan, makanan khas Jogja untuk oleh-oleh dll. Sedangkan pada bagian timur tersedia berbagai macam jamu tradisional yaitu sayur mayur, daging segar, ikan laut, ikan air tawar, ikan asin dll.

Sebagai kota yang mengalami perkembangan ekonomi yang cukup pesat peranan keberadaaan pasar-pasar tradisional di kota Jogja semakin penting. Pasar tersebut bertebaran di seluruh wilayah kota, baik di wilayah pusat maupun di wilayah pinggiran.
Hari pasar tersebut berlangsung setiap hari artinya setiap hari terjadi transaksi jual-beli. Yang membedakan adalah di beberapa pasar besar, pasar berlangsung dari pagi sampai sore hari. Sedangkan di beberapa pasar kecil berlangsung dari pagi sampai siang hari dan beberapa lainnya berlangsung pada pagi hari saja.

Pasar sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli yang melibatkan banyak pihak dalam aktivitasnya. Hal ini berarti pasar memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi bagi masyarakat. Oleh karena itu keberadaan pasar-pasar tradisional di kota Jogjakarta perlu terus diperbantukan dan ditumbuhkembangkan. Karena perjalanan pasar tradional di kota Jogja mengalami perkembangan seiring dengan pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Sebagian besar pasar tersebut adalah pasar yang sudah ada sejak dahulu secara turun temurun yang didalam perjalannya mengalami perbaikan dan perluasan.